Puro Mangkunagaran, atau Istana Mangkunegaran adalah istana resmi Kadipaten Praja Mangkunegaran dan tempat kediaman para penguasanya>

Batik Gaya Mangkunegaran

Eksistensi Mangkunegaran di dalam perkembangan masyarakat nampak dari beberapa pembangunan terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, diantaranya pembangunan pabrik gula Colo Madu dan Tasik Madu yang didirikan oleh Mangkunegara IV (1853-1881) dan pembangunan stasiun kereta api Solo Balapan yang tanahnya merupakan milik dari Mangkunegaran.

Selain bangunan-bangunan tersebut, zaman kejayaan Puro Mangkunegaran berlanjut pada masa Mangkunegara VII (1916-1944). Beliau melakukan berbagai revitalisasi dan pembangunan di wilayah Praja Mangkunegaran. Untuk saranan MCK umum dibangunlah Ponten, pembangunan taman Balekambang, pendirian stasiun radio yang menjadi embrio Radio Republik Indonesia (RRI), dan revitalisasi Pasar Legi.

Selain bangunan dan fasilitas, bentuk modernitas Puro Mangkunegaran juga nampak dalam gaya berbusana, yakni batik.  

Batik yang berkembang pada awal era Mataram, dikenal sebagai batik Mataraman kemudian berkembang di dalam tembok Karaton Kasunanan Surakarta dan menghasilkan kreatifitas berupa batik modern di Puro Mangkunegaran Surakarta.

Proses membatik di dalam Puro Mangkunegaran dilakukan oleh para perempuan kerabat dalem beserta abdi dalem yang melahirkan motif-motif beserta corak baru.

Batik Motif Pakis Mangkunegaran

Motif-motif baru berkembang sangat dinamis. Perpaduan antara motif buketan dipadu dengan gaya-gaya pakem klasik serta pewarnaan sogan Jawa, menghasilkan karya-karya baru yang eksotik. Beberapa motif seperti Candi Luhur, Grageh Waluh, atau motif Pakis yang menjadi batik yang wajib dimiliki oleh seluruh kerabat Mangkunegaran.

Batik Motif Candi Luhur Mangkunegaran

Di lingkungan Puro Mangkunegaran pada masa tertentu terdapat motif batik larangan, yakni suatu motif tertentu yang tidak boleh dipakai oleh orang kebanyakan. Seperti di Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Puro Pakualaman Yogyakarta, motif batik parang adalah motif batik terlarang yang hanya boleh dipakai oleh Adipati dan keluarganya, hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari sejarah berdirinya Dinasti Mataram.

Surakarta dan Yogyakarta sebagai penerus Dinasti Mataram dapat dikatakan memiliki pengetahuan tersendiri dalam perkembangan batik. Rumah-rumah batik dengan segala corak dan motif yang indah, menambah sisi yang belum terungkap dari keberadaan batik Mangkunegaran.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*