
Tari Bedhaya Bedah Madiun merupakan sebuah tarian Jawa sakral. KGPAA. Mangkoenagoro VII (1916-1944) merupakan pencetus ide dan pencipta tarian tersebut. Pertama kali dipentaskan tahun 1939 pada upacara Peringatan Triwindu kenaikan tahta Mangkoenagoro VII. Bertindak sebagai penari GRAy. Siti Noeroel Kamaril Ngarasati Kusumawardhani bersama saudari-saudarinya.
Bedhaya Bedhah Madiun menceritakan peperangan antara Panembahan Senapati dengan Retna Dumilah. Kerajaan Mataram Islam pada masa pemerintahan Panembahan Senapati melakukan perluasan wilayah ke beberapa kadipaten, salah satunya adalah Kadipaten Madiun. Kerajaan Mataram Islam memenangkan pertempuran. Rangga Jumena, Adipati Madiun yang berkuasa dapat dikalahkan dan mengutus putrinya, Retna Dumilah untuk melawan Panembahan Senapati. Namun keduanya jatuh hati dan akhirnya menikah.

Bedhaya Bedhah Madiun memiliki nilai keindahan pada gerak tari, gending pengiring, tata rias dan tata busana. Tarian ini dibawakan oleh tujuh hingga sembilan orang penari putri. Struktur sajian tari terbagi menjadi tiga, yaitu maju beksan, beksan, dan mundur beksan. Gendhing yang digunakan dalam bagian maju beksan dan mundur beksan adalah gendhing Lagon dan gendhing Ladrang Langenbranta dengan garap irama tanggung.
Pola gerak tari Bedhaya Bedhah Madiun di Mangkunegaran menyerupai gaya Yogyakarta. Pola gerak tersebut adalah kapang-kapang, sembahan nglayang, nggrudha, nggenceng, gidrah, pendhapan, gudawa, nduduk wuluh, atrap sumping, ulap-ulap, atur-atur, kipat gajahan, lampah sekar, lembehan sirig, tinting, dan sebagainya. Perbedaan dari pola gerak kedua keraton ini terletak pada teknik pelaksanaannya. Di Mangkunegaran penekanan pola gerak lebih sedikit dan terkesan lentur sedangkan di Yogyakarta terkesan patah-patah.
Tata rias tari menggunakan tata rias panggung dengan menonjolkan karakter putri luruh. Tata rias ini digunakan untuk tokoh perempuan yang berwatak halus dan sabar serta berpenampilan lemah lembut.
Tata busana penari terdiri dari: rompi bludru tanpa lengan, sampur cinde, jarik motif parang kusumo seling lasem, stagen, dan kantong gelung. Aksesoris yang digunakan antara lain: jamang, sumping, suweng, cunduk jungkat, garuda mungkur, klat bahu, kalung penanggalan, gelang tangan, bross, ikat pinggang atau pending, keris atau cundrik.
Bedhaya bedhah Madiun merupakan salah satu karya tari keraton Jawa yang disajikan oleh penari putri dalam bentuk koreografi kelompok dengan tema percintaan, perjuangan dan peperangan. Ciri khas tari bedhaya yaitu lemah gemulai dengan tata rias dan berbusana sama, gemerlap, indah dan agung.
Leave a Reply