Puro Mangkunagaran, atau Istana Mangkunegaran adalah istana resmi Kadipaten Praja Mangkunegaran dan tempat kediaman para penguasanya>

Bisnis Praja Mangkunegaran

Salah satu bisnis Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar
Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar

Semangat bisnis kaum priyayi di Praja Mangkunegaran telah dilakukan sejak zaman Mangkunegara IV hingga mengalami puncaknya pada masa Mangkunegara VII. Secara kultural, Praja Mangkunegaran terbuka menerima ide-ide perubahan dari Barat untuk dimanfaatkan membangun kekuatan ekonomi praja. Kemajuan tersebut nampak dalam pemerintahan Mangkunegaran menjalankan roda perekonomian yang bekerjasama dengan para ahli ekonomi dan administrasi dari Eropa seperti Jerman dan Belanda.

Praja Mangkunegaran juga membangun hubungan kerjasama dengan para pengusaha Cina untuk mengembangkan berbagai macam tanaman perkebunan yang laku keras di pasaran Eropa. Hasil terpenting dari usaha itu untuk membangun ekonomi praja dan upaya posisi tawar terhadap Praja Kejawen lainnya seperti Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Berdasar pemikiran Mangkunegara IV, seorang raja tidak hanya ditakdirkan menjadi penguasa yang memiliki trah bangsawan, melainkan juga dapat menjadi seorang pengusaha besar sebagaimana kaum pedagang. Menjadi raja sekaligus pedagang tidak akan menurunkan derajat kebangsawanannya. Menurut pemikiran filsafat Mangkunegara IV, di dalam kehidupan dunia ini manusia akan selalu mendapat keluhuran jika memiliki tiga unsur, yaitu wirya, arta dan winasis atau keluhuran, kesejahteraan dan ilmu pengetahuan.

Filosofi itu mendasarai Mangkunegara IV memilih kebijakan untuk memodernisasi mekanisme manajemen perkebunan di wilayah kekuasaannya. Pemikiran ekonomi sebagaimana ditunjukkan oleh Mangkunegara IV dengan mendirikan perusahaan-perusahaan perkebunan gula dalam skala besar telah membandingkan dirinya sebagai salah satu raja Jawa yang memiliki jiwa entrepreneurship.

Kebijakan Mangkunegara IV dalam membangun pabrik gula dalam skala besar sebenarnya sangat logis dan rasional. Karenanya pada abad XIX pemerintahan kolonial Belanda sedang mengeksplorasi serta mengeksploitasi tanah-tanah perkebunan terutama di wilayah Jawa pegunungan untuk mendapatkan hasil pertanian berskala ekspor. Oleh karena itu sangat rasional jika Mangkunegara IV tertarik untuk mengembangkan ekonomi kerajaannya lewat jalur modernisasi manajemen perusahaan perkebunan Mangkunegaran sebagaimana yang telah dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda dan para pengusaha swasta Eropa.

Jiwa wirausaha Mangkunegara IV dilanjutkan oleh Mangkunegara VI – Mangkunegara VII. Kedua raja ini tidak hanya menggantungkan diri pada sektor pertanian tradisional saja, tetapi membangun perusahaan- perusahaan atau industri pertanian, seperti halnya yang ditempuh oleh Pemerintahan Hindia Belanda atau para pengusaha swasta Eropa di daerah Gupernemen. Perusahaan-perusahaan milik Mangkunegaran itu adalah perkebunan kopi, perkebunan tebu dan pabrik gula, perkebunan teh, padi boga, dan sebagainya.

Berikut beberapa usaha penting untuk pengembangan ekonomi Praja Mangkunegaran:

  1. Perkebunan kopi di Wonogiri meliputi 12 daerah bagian (afdeling) tahun 1814
  2. Perkebunan kopi di Kemuning meliputi 24 daerah bagian (afdeling) tahun 1814.
  3. Pabrik gula Colomadu dibangun tahun 1861 di Desa Malangjiwan.
  4. Pabrik gula Tasikmadu dibangun tahun 1871 di Desa Sondokro.
  5. Persewaan rumah-rumah di Solo sekitar Banjarsari tahun 1917.
  6. Perkebunan kopi Kerjogadungan di Karanganyar tahun 1916.
  7. Perusahaan beras di Polokarto dibangun tahun 1918.
  8. Persewaan rumah-rumah di Semarang bagian Barat seperti Pindrikan tahun 1918.
  9. Persewaan rumah-rumah di Wonogiri tahun 1921.
  10. Perusahaan Serat-Nenas Mojogedang dibangun tahun 1922.
  11. Pabrik genting di Kemiri dibangun tahun 1922.
  12. Hotel di Pegunungan Karang Pandan (arah menuju wisata Tawangmangu) tahun 1922.
  13. Perusahaan gamping di Betal dibangun tahun 1928.
  14. Usaha perkebunan kina di Tawangmangu tahun 1928.
  15. Pabrik rokok Priyayi dibangun tahun 1930.
  16. Usaha perkebunan tembakau di Tawangmangu tahun 1929.

Keuntungan yang diperoleh dari beberapa usaha Praja Mangkunegaran digunakan untuk keperluan, peningkatan modal usaha perusahaan atau perkebunan, kebutuhan dinas perusahaan dan Praja Mangkunegaran serta kepentingan rakyat di wilayah perkebunan dan pedesaan Mangkunegaran.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*