Puro Mangkunagaran, atau Istana Mangkunegaran adalah istana resmi Kadipaten Praja Mangkunegaran dan tempat kediaman para penguasanya>

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara III (1835-1853)

KGPAA-Mangkunegara-III-closeup
KGPAA Mangkunegara III
KGPAA Mangkunegara III

Penguasa ketiga Mangkunegaran adalah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara III. Ayahnya bernama Kanjeng Pangeran Aria Natakusuma sedangkan ibunya bernama BRAy Sayati, putri Mangkunegara II. Mangkunegara III dilahirkan pada tanggal 16 Januari 1803 dengan nama Raden Mas Sarengat.

Sejak kecil Raden Mas Sarengat (kelak menjadi Mangkunegara III) telah diangkat anak oleh Mangkunegara II dan dipersiapkan menjadi pemimpin. Beliau memasuki pendidikan Kadet Mangkunegaran saat berusia 15 tahun. Ketika diangkat menjadi Letnan Kolonel di Legiun Mangkunegaran pada 14 September 1819, ia berusia 18 tahun. Saat berusia 20 tahun atau tepatnya tanggal 31 Januari 1822, Raden Mas Sarengat resmi ditetapkan sebagai calon penerus tahta kerajaan dengan gelar wisuda Pangeran Arya Prabu Prangwadana. Di usianya yang masih muda, Pangeran Arya Prabu Prangwadana menyertai Mangkunegara II terlibat dalam Perang Jawa. Ia ditempatkan di perbatasan antara Mangkunegaran dan Kesultanan Yogyakarta yaitu di Desa Jatinom dan Kepurun, Klaten.

Mangkunegara III melanjutkan penataan Mangkunegaran melalui model pemerintahan dengan administrasi yang teratur. Pada masa pemerintahan beliau sekitar tahun 1847 lahirlah Kabupaten Karanganyar, Wonogiri dan Malangjiwan.

Mangkunegara III memiliki ketertarikan yang besar terhadap kebudayaan Jawa terutama pewayangan dan pedalangan. Atas perintah Mangkunegara III, Serat Dewa Ruci disalin kembali.

Mangkunegara III wafat pada tanggal 27 Januari 1853. Beliau dimakamkan di Astana Mangadeg, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

1 Comment on Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara III (1835-1853)

  1. Bagus sekali. Website ini perlu dikembangkan lebih detail dan menarik pada aspek seni budaya, patriotisme kesejarahan sehingga warisan budaya ini bisa memberikan kontribusi yg signifikan dan kontekstual di era milenial ini. Nuwun

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*