
Menandai pergantian tahun baru Jawa 1 Suro Jimawal 1957, Praja Mangkunegaran melaksanakan Kirab Pusaka Dalem pada hari Selasa tanggal 18 Juli 2023. Prosesi laku tapa bisu mengelilingi istana dilanjutkan dengan bersemedi. Ritual di bulan Sura ini bertujuan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan perenungan diri untuk menjadi manusia berkepribadian yang lebih baik menghadapi tahun yang akan datang.

Tahun ini pusaka yang dikirab berupa tombak dan pusaka yang disimpan di dalam joli (kotak rumah kecil). Pemilihan pusaka sesuai titah KGPAA. Mangkoenagoro X. Para pembawa pusaka berjalan perlahan menuju ke Pendapa Ageng. Rombongan kirab dilepas oleh KGPAA. Mangkoenagoro X. Barisan paling depan adalah Bendera Pare Anom, bendera kebesaran Praja Mangkunegaran.

Bertindak sebagai cucuk lampah, GPH. Paundrakarna Suryo Jiwonegoro. Selanjutnya iring-iringan kerabat dalem, abdi dalem dan tamu undangan diantaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

Peserta kirab berjalan kaki mengelilingi tembok puro dengan rute Puro Mangkunegaran – Jl. Ronggowarsito – Jl. Kartini – Jl. RM Said – Jl. Ronggowarsito kembali lagi ke dalam Puro Mangkunegaran. Saat kirab pusaka, seluruh peserta tidak menggunakan alas kaki dan dilarang berbicara (tapa bisu mubeng beteng). Kirab berjalan hening dan hikmat. Makna laku tapa bisu sebagai bentuk instrospeksi diri atau perenungan akan perilaku yang kurang baik agar tidak terulang kembali.

Seusai prosesi kirab, KGPAA. Mangkoenagoro X memberikan udik- udik (membagikan rizki) berupa kantong berisi uang dan bunga mawar kepada masyarakat. Tidak ketinggalan Walikota Surakarta juga turut memberikan udik- udik kepada warga yang hadir.

Praja Mangkunegaran mengucapkan terima kasih kepada seluruh Kawula Mangkunegaran yang telah hadir, menggambarkan semangat kebersamaan dan kebanggaan atas nilai-nilai luhur budaya yang tetap lestari hingga kini.
Leave a Reply