Puro Mangkunagaran, atau Istana Mangkunegaran adalah istana resmi Kadipaten Praja Mangkunegaran dan tempat kediaman para penguasanya>

Milad Muhammadiyah ke-106 di Puro Mangkunegaran

Milad Muhammadiyah ke-106 bertempat di Puro Mangkunegaran

Muhammadiyah menggelar Milad ke-106 di Puro Mangkunegaran pada hari Minggu (18/11/2019). Mangkunegaran dipilih karena memiliki ikatan historis sejak KH Ahmad Dahlan, pendiri Perserikatan Muhammadiyah. Mangkunegaran juga berjasa dalam membesarkan Muhammadiyah di usia belia khususnya di era pemerintahan Mangkunegara VII (1916-1944) dan Mangkunegara VIII (1944-1987).

Pada awal berdiri tahun 1912, Muhammadiyah diawasi ketat oleh Pemerintah Kolonial Belanda karena dianggap membahayakan. Bahkan Muhammadiyah dilarang memperluas pengaruhnya di luar Yogyakarta. KH Ahmad Dahlan adalah sosok pemimpin yang cerdas. Beliau memerintahkan pengurus Muhammadiyah di daerah untuk menggunakan nama lain. Di Kota Solo Muhammadiyah mengambil nama perjuangan empat sifat Nabi Muhammad, yakni Sidiq (benar), Amanah (dapat dipercaya, Tabligh (menyampaikan), Fathonah (cerdas) yang disingkat menjadi SATV.

Tak hanya dukungan politik, Mangkunegaran juga berkontribusi dengan menghibahkan sebagian asetnya untuk Muhammadiyah. Sejumlah aset Muhammadiyah di Solo seperti Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah 2, SMA Muhammadiyah 1, dan SD Muhammadiyah 1, semuanya berdiri di atas tanah milik Mangkunegaran.

Mangkunegaran pernah menjadi tempat Pembukaan Muktamar Muhammadiyah tahun 1985. Di Muktamar itu Muhammadiyah menerima dan menetapkan Pancasila sebagai azas organisasi. Milad ke-106 ini menjadi momentum menghidupkan kembali semangat tersebut.

Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir memberikan sambutan pada pembukaan Milad Muhammadiyah ke-106 di Pendhapa Ageng Puro Mangkunegaran

Milad Muhammadiyah ke-106 mengusung tema Ta’awun (tolong-menolong) untuk Negeri. Spirit ta’awun wajib menjadi pedoman umat untuk peduli dengan sesama dengan menghargai perbedaan pandangan. Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa tema besar tahun ini merupakan sebuah seruan untuk mengajak setiap masyarakat agar lebih peduli sesama. Hal ini sesuai nilai dasar Muhammadiyah yang selalu mengedepankan kemajuan bangsa dan negara. Serta berupaya menggelorakan semangat tolong-menolong dan kerja sama yang membangun kebersamaan di tubuh umat dan masyarakat.

Di setiap Milad, Muhammadiyah selalu memberi apresiasi kepada tokoh masyarakat yang berpengaruh terhadap kemajuan bangsa. Tahun ini Muhammadiyah Award diberikan kepada Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla. Sosok JK dipandang pantas menerima penghargaan itu lantaran kepiawaiannya dalam menyelesaikan konflik dan membangun perdamaian di Indonesia.

Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla memberikan sambutan pada Milad Muhammadiyah ke-106 di Pendapa Ageng Puro Mangkunegaran

Dalam sambutannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla merasa bangga atas penghargaan yang diberikan. “Selamat kepada Muhammadiyah yang sudah berusia 106 tahun dan telah mendedikasikan hidupnya untuk agama dan negara. Saya mengucap syukur dan terima kasih Muhammadiyah atas penghargaan ini.

Upaya untuk memberikan kebaikan secara menyeluruh telah ditunjukkan Muhammadiyah. Apa yang akan dihadapi ke depan adalah tantangan di bidang pendidikan. Maka keadilan sosial harus tetap terjaga. Salah satunya melalui pendidikan, seperti yang telah dicontohkan oleh Muhammadiyah.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*