

Puro Mangkunegaran sebagai salah satu pusat kebudayaanJawa penerus dinasti Mataram memberikan sebuah persembahan kepadamasyarakat Kota Solo dan sekitarnya melalui acara bertajuk MangkunegaranJazz Festival (MJF) 2018.Acara ini merupakan agenda musik berlatar belakang kerajaan dan direncanakanmenjadi event tahunan di Kota Solo. Pengunjung dapat menikmati keindahan musikjazz sembari merasakan atmosfir Puro Mangkunegaran sebagai salah satu simbolpenting kebudayaan Jawa.
Sebelum event utama yang akan digelar pada bulan Maret 2019, acara yang diinisiasi para generasi muda keluarga Puro Mangkunegaran inidiawali dengan pra-event pada hari Sabtu-Minggu(24-25/11/2018), di Pamedan Puro Mangkunegaran. Para penyelenggara berharapacara ini menjadi titik awal lahirnya kembalinya Puro Mangkunegaran sebagaipusat seni dan budaya, khususnya bagi kaum millenial.
Founder Mangkunegaran Jazz Festival (MJF), G.P.H. Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, menyatakan agenda Mangkunegaran Jazz Festival sebagaipenanda dibukanya kembali Pamedan Puro Mangkunegaran yang sebelumnya direvitalisasi.Tujuan utama acara adalah meningkatkan sisi lokal lewat musik dengan menggandengsejumlah komunitas jazz di Kota Solo. Beliau berharap area Pamedan dapatdimanfaatkan sebagai bagian dari pengembangan seni budaya.
Senadadisampaikan oleh G.R.Aj. Ancillasura Marina Sudjiwo, Co Founder MangkunegaranJazz Festival (MJF), “Pentas ini terbuka untuk semua orang. BiasanyaMangkunegaran menampilkan pentas tradisi, kali ini tidak. Ini sebagai bagiandari upaya kami untuk lebih mendekatkan diri dengan generasi milenial, bahwaseni tradisi itu juga bisa menyatu dengan yang kekinian.
Mengusung tema Bersama dalam Budaya, acara ini menjadikan Adipati Karna sebagai maskot festival. Tokoh ini dipilih karena menempati peran khusus dalam ideologi Puro Mangkunegaran yang mewujud pada karya-karya seni dan budaya. Dapat dicontohkan dalam Serat Tripama, sosok Adipati Karna dianggap sebagai suri tauladan bersama Kumbakarna dan Raden Sumantri (Patih Suwanda).
Leave a Reply